Selasa, 13 Januari 2015

Sejarah Fashion Dunia


Permulaan fashion dimulai pada tahun 1920, karena di dekade inilah awal dunia fashion. Pada tahun ini merupakan awal kebangkitan kaum perempuan untuk mencapai kebebasan dan kemerdekaannya.
Di dekade - dekade sebelumnya, baju - baju ala Cinderella dengan rok super megar dengan pinggang ekstra ketat, menyiksa kaum perempuan, karena itulah mulai tahun '20an baju tersebut ditinggalkan.


Tahun 1920 merupakan abad baru ketika dunia fashion terlahir dengan pandangan yang berbeda. Inovasi terbaru muncul dari desainer dunia, seperti Coco Chanel yang menyuguhkan potongan warna, serta gaya yang mementingkan karakte seorang perempuan. Dari sinilah dunia fashion mulai berkibar.

Busana zaman kuno
Memasuki tahun 1930an, perkembangan fashion sedikit agak lambat hingga akhirnya memasuki perang dunia kedua (1940-1946). Dari yang tadinya hanya bersifat fungsional, sebuah pakaian juga punya sisi estetik atau sisi 'cantik'. Dunia diluar fashion pun punya pengaruh hebat, terutama dunia film diawal tahun 1950an hingga 1960an.

Beberapa artis besar menjadi panutan di dunia fashion bahkan menjadi icon, seperti Marlene Dietrich dengan baju androginy nya. Di era ini juga, desainer dunia banyak melakukan inovasi. Dari London ada Mary Quant dengan rok mininya dan Barbara Hulanicki dengan gaya street wearnya ala remaja London. Dari Amerika ada James Galanos dengan baju fitted dan Rudi Gernreich deangan baju-baju unisex. Di Paris dikenal Yves Saint Laurent  dengan gaya tailoring buat perempuan, Pierre Cardin dengan baju space nya dan Emmanuel Ungaro dengan fashion couture nya.

Berkembangnya zaman memang membuat dunia fashion juga terus berkembang. Dan tidak menutup kemungkinan fashion dulu bisa kita rasakan kembali.
Kalau kita feedback, untuk memahami wujud busana masyarakat tertentu bearti memahami pula kebudayaan masyarakat itu dan mengerti berbagai aspek keberadaannya.

Sebagai awal kita akan mengenal tata busana di Dunia Kuno, adalah peradaban yang terjadi disekitar Mediterania pada masa sebelum Masehi.

Pada dasarnya pakaian tidaklah hanya merupakan alat pelindung terhadap cuaca semata-mata. Suku bangsa primitive ada kalanya mengenakan pakaian tebal panas di Khatulistiwa dan kadang-kadang hampir telanjang di daerah kutub.

Ini sebagian dikarenakan adanya keinginan merias diri yang lebih kuat dibandingkan penyesuaian dengan keadaan sekitar. Kiranya sedikit sifat ini tidak hanya ada dimasa purba tetapi hingga masa kini pun sikap itu masih terpelihara disebagian umat manusia.

Perbedaan berbusana antara suku bangsa dipegunungan, kaum nomaden, penghuni padang pasir, goa, petani dan orang kota terlihat jelas. Sedangkan pada golongan berkedudukan tinggi, kaum ningrat dan aristocrat unsur-unsur simbolis kedudukan mereka sangat ditonjolkan.
Bangsa-bangsa kuno pada mulanya hanya mengenakan kain cawet, kadang-kadang dilengkapi dengan selendang. Tutup kepala dan alas kaki hampir tak dipakai. Busana zaman kuno yang sangat berpengaruh adalah busana yang berasal dari suku bangsa yang memiliki kebudayaan sendiri seperti bangsa Mesir Kuno dan bangsa Babylonia. Kedua bangsa ini memiliki bentuk dasar busana yang sama yaitu bentuk dasar kemeja.

Bangsa Mesir kunomenghias bentuk dasar ini dengan menggunakan kain itu sendiri, yaitu dengan cara pemberian lipit-lipit (pleats, plissee). Bangsa babylonia dengan menambah potongan-potongan strook yang berumbai-rumbai.

Bentuk kostum dari masing-masing suku bangsa zaman kuno ini saling berbeda tapi sepintas tak terlihat perbedaannya. Potongan-potongan kain besar atau lebarnya tergantung yang dihasilkan oleh alat tenun pada masa itu, diterima sebagai bentuk dasar kostum untuk kemudian dilipat, dililit, dilingkarkan atau disusun pada badan dalam aneka perbandingan panjang atau lebar kain itu sendiri.
Akan lebih jelas, busana  zaman kuno dapat dibagi dalam 3 kelompok, yaitu :
  1. Rok - rok lipit (sarung)
  2. Bentuk dasar kemeja, yaitu Tunika dan Kaftan. Kedua jenis model ini hingga kini masih digunakan oleh bangsa-bangsa di Afrika Utara  dan Timur Tengah
  3. Draperi, Yaitu sepotong kain yang disusun pada bahan, acakkali sebagai tambahan. (ingat : sari pada busana khas India). Busana draperi memberi aksen pada gerakan badan hingga merupakan pakaina paling plastis dari Dunia Kuno. Dalam dunia kuno bentul celana hampir tidak digunakan. Sesekali bentuk ini dijumpai sebagai pakaian rasionil pada suku bangsa pegunungan atau suku bangsa penunggang kuda.

MESIR KUNO

Salah satu pusat peninggal kebudayaan yang tertua didunia terdapat di daerah lembah sungai Nil di Mesir semasa 4000 tahun SM. Ditemukan oleh Pasukan Napoleon dari Perancis yang menyerbu dan menduduki daerah subur sungai Nil pada tahun 1797. Seorang Ilmuwan Perancis yang bernama Champollion berhasil membaca batu bertulis Rosetta (nama desa) yang kemudian huruf-huruf atau aksara-alsara yang terdapat di Mesir kuno kemudian dikenal sebagai Hyrogliph. Sejak sekitar tahun 1800 itulah segenap sejarah Mesir dari masa tahun 4000SM terungkap.

Mesir juga disebut sebagai Negeri Hadiah Sungai Nil karena kesuburannya. Dengan singkat periode pra sejarah Mesir adalah :
  1.  Periode pra sejarah dan sejarah awal hingga 3000 SM
  2. Periode Kerajaan Kuno 3000-2000 SM
  3. Periode Kerajaan Pertengahan 2100 - 1800 SM
  4. Periode Kerajaan Baru 1580-1085 SM
  5. Periode Penjajahan asing 1085-395 SM 
  6. Periode Saitis 663-525 SM
  7. Periode Ptolomeus 332-30 SM
  8. Periode Romawi 30-395 M
  9. Periode Kristen Awal, masa perkembangan kebudayaan Koptik 395-640 SM
  10. Islam
    Awal keruntuhan Kerajaan Mesir Kuno adalah pada masa Penjajahan Asing, namun hingga sekarang, hapir 30 abad kemudian sejarah Kerajaan Mesir Kuno tetap menjadi misteri yang belum terungkap dengan tuntas. Dan manusia - manusia di abad modern, belum berhenti untuk mencoba mengungkap.

    BUSANA DAN PERLENGKAPAN MASYRAKAT MESIR KUNO

    Zaman Mesir Kuno dapat dikatakan zaman emas karena pada masa itu telah mengenal emas dan tersedia sangat berlimpah. Kaum ningrat biasa meletakkan emas dimana saja sehingga logam mulia itu seakan-akan tidak bernilai bagi mereka.

    Busana yang dipakai pada masa itu masih dalam netuk yang sangat sederhana berupa busana dalam bentuk kemeja tanpa kerah dinamakan Kalasiris.
    Dalam periode kerajaan kuno Kalasiris berlengan setali ini sangat pendek dan ketat, sedangkan dalam periode kerajaan baru kalasiris dibuat panjang dan lebar serta diberi lipit-lipit yang merupakan unsur dekoratif yang sangat dominan pada tata busana bangsa Mesir Kuno.
    Pelengkap Kalasiris : berbagai sarung pendek dan aneka krah. Yang dibuat dari berbagai macam bahan. Seperti Linen yang dikanji sangat kaku agar mudah di bentuk, ini biasa digunakan oleh rakyat biasa. Ada juga dibuat dari kulit atau logam mulia, ini biasa digunakan oleh kaum ningrat dan tokoh - tokoh penting lainnya. pada krag nya juga acapkali ditambahkan hiasan dari permata yang disusun dalam susunan geometris.

    Sedangkan sarung pendek atau disebut Schenti juga memberikan efek dekoratif pada kalarisis. Yang juga terkadang dibuat dari kulit berlapis emas.

    Aksesoris lainnya ada selendang yang disebut Stola yang disusun sebagai draperi pada bahu. Dikenakan juga semacam rompi panjang yang dibuat dari susunan jalinan dan ronce manik-manik. Untuk Firaun, kalarisis yang berlipit - lipit dibuat dari kain emas agar memberi kesan kedewaan. Untuk Pendeta dan Firaun memakai tutup kepala dari kain yang dilipat menjadi segitiga.Tutup kepala ini di sebut Klaft.

    Aneka mahkota yang terdapat di Mesir.
    Mahkota Pschent :

    Mahkota ganda yang terdiri dari Mahkota Merah dan Mahkota Putih. Warna pada mahkota ini menunjukkan daerah kekuasaan pada masa itu. Untuk warna merah meliputi Mesir Bawah dan warna putig meliputi daerah Mesir Hulu.






    Mahkota Cheperesh :




    Mahkota pada masa kerajaan baru ini berbentuk lebih tinggi dari Pshent. Selalu dihian dengan Ular Ureus yang menghadap kedepan, sebagai kepercayaan agar terlindungi dari gigitan ular.
    Untuk Ratu selali memakai hiasan burung Elang diatas kepala dengan sayap burung yang putih dikepala.




    Selain itu ada juga Mahkota Hemhemet, Mahkota Perang, Mahkota Isis. Raja Mesir Kuno juga melengkapi penampilannya dengan menggunakan janggut palsu. Janggut ini dibuat dari serat woll atau jalinan rambut, diikat dengan pita kebelakang. Juga ada gelang-gelang lebar dengan hiasan motif berupa symbol - symbol khas Mesir kuno seperti Ular Ureus, Papyrus, burung elang. matahari bersayap dan lain sebagainya.

    Pengaruh Kebudayaan Mesir kuno ini merupakan sumber ide atau inspirasi yang tak pernah habis terhadap dunia mode. Masa Mesir Kuno ditahun 20an merupakan  sumbangan besar kepada gaya tahun 20an sampai dengan tahun 40an yang kemudian dikenal Gaya Art Deco.

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar